Sabtu, 02 November 2013

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SIA

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SIA


Pengendalian internal merupakan bagian integral dari sistem informasi akuntansi. Pengendalian internal itu sendiri adalah suatu proses yang dijalankan untuk dewn komisaris, manajemen, dan personil lain dalam perusahaan. Adapun kriteria dari pengendalian internal yaitu :
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Efektivitas dan efisiensi operasi
c. Keputusan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Dengan menetapkan serta menerapkan pengendalian internal maka perusahaan mampu mencapai tujuan dan meminimalkan resiko. Sebagai hasil dari ditetapkannnya pengendalaian internal dalam sisten informasi akuntansi adalah dihasilkannya informasi akuntansi yang berkualitas dan dapat di audit.
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian Internal adalah Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian internal :
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua yaitu
1. Pengendalian Internal Akuntansi (Preventive Controls
2. Pengendalian Internal Administratif (Feedback Controls).

Penjelasan atas pengendalian internal di atas, yaitu:
1. Pengendalian Internal Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
2. Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Unsur-Unsur Pengendalian Internal
1.Lingkungan Pengendalian
2.Sistem Akuntansi
3.Prosedur Pengendalian

Lingkungan Pengendalian
Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian.
1. Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak dikerjakan). Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan. (Filosofi perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen)
Struktur Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu perusahaan. (Desentralisasi maupun sentralisasi)

1. Dewan Komisaris Dan Audit Komite
Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham dengan pihak manajemen perusahaan. Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas manajemen melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung dari dewan komisaris)

2. Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional perusahaan.
Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab
Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mempunyai pengaruh yang penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam suatu bagan organisasi.

1. Metode Pengendalian Manajemen
Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian manajemen. Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran), laporan pertanggung jawaban dan audit internal.

2. Kebijakan dan praktik kepegawaian
Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, evaluasi, penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam meminimumkan resiko.

3. Pengaruh Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada pengendalian intern perusahaan.
Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan saja, tetapi juga menghasilkan pengendalian manajemen.
Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian manajemen dapat tercapai.
Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari :
1. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.
2. Pembagian tugas.
3. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
4. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
5. Pengecekan independen terhadap kinerja.
Penjelasan tentang porosedur pengendalian di atas, yaitu:
1. Penggunaan Wewenang Secara Tepat
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang lain.
2. Pembagian Tugas
Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi (pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan, catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.
3. Dokumen dan Catatan yang Memadai.
Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.(biasanya dilakukan berdampingan dengan penggunaan wewenang secara tepat)
4. Keamanan yang memadai Terhadap aset dan catatan.
Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan data/informasi perusahaan.
5. Pengecekan independen terhadap kinerja
Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan (dicek) secara periodik dengan aktiva yang ada secara fisik. Pengecekkan inni harus dilakukan oleh suatu unit organisasi yang independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan unit fungsi pencatatan) untuk menjaga objektivitas pemeriksaan.
Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian dalam suatu perusahaan merupakan sistem yang dapat membantu pemimpin perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga dapat diarahkan pada tingkat yang paling efisiensi dan efektif guna mencegah kecurangan, penyelewengan dan pemborosan . Penegndalian ini berfungsi apabila di dalamnya tercakup tujuan yang merupakan arah dalam pelaksanaan kegiatan.
Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Krismiaji, Sistem nformasi akuntansi adalah ”sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis”.
Menurut Willkinson,dkk, yaitu:
“an accounting information systems is a unified structures within an entity such as an business firm that empolys physical resources and other components to transform economic data into accounting information with the purpose of satisfying the information needs of variation of user’s.
Pengertian diatas menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur-struktur dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis yang mempekerjakan sumber-sumber daya fisik dan komponen-komponen lain untuk mentransformasi data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi yang bervariasi.
Unsur – unsur sistem Informasi akuntansi
Menurut Marshal B. Romney adn Paul John Steinbart, sistem informasi akuntansi terbagi menjadi 5, yaitu:
1. The people who operated the system and perform various functions
2. The procedures, both manual and automated, involved, in collecting, processing and storing data about organizations activities.
3. The data about the organizations business processing.
4. The sofware used to process the organizations data
5. The information technology, including computers, peripheral device, and network communication device.
Penjelasan dari unsur-unsur sistem informasi di atas, yaitu:
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan bervagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi
5. Infrastuktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Tujuan sistem informasi akuntansi
Dalam memenuhi kebutruhan informasi, baik untuk kebutuhan internal dan eksternal, sistem informasi akuntansi harus di disain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian pula suatu sistem informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memeberikan pedoman kepada manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga dapat menghasilakn inmformasi-informasi yang berguna, terutama dalam menunjang perencanaan dan pengendalian.
Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Yaitu untuk melakukan pengawasan yang memadai untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan dapat dipercaya, aktivitas bisnis yang dilaksanakan secara efesien dan sesuai dengan tujuan manajemen, serta sejalan dengan peraturan yang telah digariskan, me;lindungi dan menjaga aktiva organisasi termasuk data yang diberikan perusahaan.
Hubungan Sistem Pengendalian Internal dengan Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi ini dirancang sedemikian rupa oleh suatu perusahaan sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya. Dalam suatu sistem informasi akuntansi terkandung unsur-unsur pengendalian, maka baik buruknya sistem informasi akuntansi sangat mempengaruhi fungsi manajemen dalam melakukan pengendalian internal, karena informasi yang dihasilkannya akan dijadikan salah satu dasar dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Mengingat begitu pentingnya penerapan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan, maka tidak dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau suatu perusahaan tidak memiliki sistem informasi akuntansi yang memadai. Perusahaan tersebut mungkin tidak dapat memproses transaksinya secara jelas, terinci dan terstruktur. Kemudian perusahaan tersebut mungkin tidak akan memperoleh informasi yang relevan dan dapat dipercaya yang diperlukannya untuk dijadikan dasar dalam mengambil keputusan yang menyangkut aktivitas dan kelangsungan hidup perusahaan.
Selanjutnya karena sistem informasi akuntansi didalamnya mengandung unsur-unsur pengendalian, maka perusahaan mungkin tidak dapat menjalankan pengendalian-pengendalian yang diterapkannya dengan baik. Karena pengendalian tidak dijalankan dengan baik, tidak menutup kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan kecurangan-kecurangan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja. Jika penyimpangan dan kecurangan sudah terjadi otomatis aktiva yang dimiliki perusahaan terancam keselamatannya dan aktivitas yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien.

http://dwipw.wordpress.com/2010/10/24/sistem-pengendalian-internal-sia/

Pembuatan Model Data & Desain Database

Pembuatan Model Data & Desain Database


1. Jelaskan ruang lingkup dan proses desain database !


#Sistem Ruang Lingkup Aplikasi Database
1.          Pendefinisian Sistem
 ð     Pendefinisian dari ruang lingkup system database, pemakainya dan aplikasinya
   2.     Perancangan Database
 ð     Perancangan model konseptual database
 ð     Perancangan model logika database
 ð     Perancangan fisik database 
   3.     Implementasi
 ð     Pembuatan file database
 ð     Penerapan aplikasi perangkat lunak
   4.     Pengisian dan konversi data (loading)
 ð     Pengisian data ke dalam database
 ð     Pengkonversian data dari file lama ke file baru
   5.     Konversi Aplikasi
 ð     Aplikasi Software dari system lama ke system baru
   6.     Testing dan Validasi
 ð     Sistem baru di tes dan di validasi
   7.     Operasi
 ð     Pengoperasian system database dan aplikasinya
   8.     Monitoring dan Pemeliharaan
 ð     Pengontrolan dan pemeliharaan

Perancangan Database
Perancangan database akan mendukung pengoperasian-pengoperasian dan tujuan dari organisasi

Tujuan Perancangan Database
 Ø      Untuk menyajikan data dan hubungan antar data yang diperlukan oleh pemakai dan aplikasi
 Ø      Untuk mempermudah pemahaman informasi
 Ø      Untuk melengkapi model data yang mendukung transaksi-transaksi yang diperlukan
 Ø      Untuk mendukung proses permintaan dan performance seperti waktu respon, waktu proses dan tempat penyimpanan

Fase-fase dari proses Perancangan Database
1.                  Pengumpulan dan analisis permintaan
2.                  Perancangan model konseptual database
3.                  Pemilihan DBMS
4.                  Perancangan model logical database
5.                  Perancangan fisik database
6.                  Implementasi database

Fase-1. Pengumpulan dan analisis Permintaan-permintaan

Fase ini meliputi pengumpulan dan analisis permintaan dari para pemakai maupun area aplikasi.

 Aktifitas-aktifitas yang dilakukan dalam fase ini:
 ð     Mengidentifikasikan kelompok dari pemakai dan area aplikasi
 ð     Mempelajari dokumen-dokumen yang ada
(bentuk-bentuk formulir, laporan, aturan-aturan)
 ð     Menganalisis lingkungan operasional dan pemrosesan permintaan
 ð     Mengadakan questioner dan interview

 Fase-2. Perancangan Model Konseptual Database
 ð     Fase ini meliputi penyajian data dan hubungan-hubungannya yang disimpan dalam database
 ð     Model data ini terpisah dari detail implementasi seperti DBMS yang digunakan, program aplikasi dan perangkat kerasnya.

 Pada fase ini dilakukan 2 aktifitas:
a *    Perancangan skema konseptual
Aktifitas- aktifitas yang dilakukan:
 ð     Mengidentifikasi tipe entity, atribut-atributnya serta keterhubungan antar entity
 ð     Menentukan key dari atribut-atribut tersebut
 ð     Menentukan cardinaliti ratio dan participation constraint
 ð     Bila diperlukan ditambahkan spesialisasi atau generalisasi

Terdapat 2 macam pendekatan:
1.                  Perancangan skema tersentralisasi
 ð     Semua permintaan user dan aplikasi dirancang menjadi satu kesatuan. Autorisasi tersentralisasi oleh DBA.
 ð     DBA bertanggungjawab penuh dalam perancangan
 ð     Diperlukan perancang database yang ahli dan memahami permintaan-permintaan untuk setiap pemakai
2.                  Perancangan skema integrasi
 ð     Setiap kelompok pemakai dapat merancang database meraka sendiri-sendiri
 ð     Setelah skema konseptual database terbentuk, proses integrasi dilanjutkan oleh DBA
 ð     Pembentukan entity-entity, atribut-atribut dan domain harus jelas dan seragam pada setiap user group

Strategi-strategi pada perancangan skema:
1.                  Top Down Strategi
 ð     Perancangan dimulai dari pendefinisian tipe-tipe entitynya terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan    dengan ketehubungannya beserta atribut-atributnya
 ð     Pendefinisian tipe entity dari lebih tinggi ke tipe yang lebih rendah. Contoh : menggunakan spesialisasi


2.                  Bottom Up Strategi
 ð     Perancangan dimulai dari pendefinisian atribut-atribut terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan keterhubungannya beserta atribut-atributnya
 ð     Pendefinisian tipe entity dari lebih rendah ke tipe yang lebih tinggi. Contoh : menggunakan Generalisasi
3.                  Inside-Out Strategi
 ð     Special kasus dari Bottom Up Strategi dimana difokuskan ke konsep-konsep utama baru ke konsep lainnya.
4.                  Mixed Strategi
 ð     Gabungan dari Top Down dan Bottom Up Strategi

b.                  Perancangan transaksi
 ð     Transaksi merupakan represantasi dari aktifitas-aktifitas terhadap database
 ð     Perancangan transaksi harus disesuaikan dengan kebutuhan para pemakai dan area aplikasi
    Kegiatan-kegiatan dalam perancangan transaksi pada tingkat konseptual meliputi:
 ð     Mengidentifikasi input/output
 ð     Mengidentifikasi fungsi transaksi

Jenis-jenis Transaksi:
 v     Retrieval transaksi
Transaksi yang mencari data untuk menampilkan laporan pada layer
 v     Update transaksi
Transaksi untuk menambahkan, menghapus dan memodifikasi record-record di dalam database
 v     Mixed transaksi
Transaksi untuk mencari data sekaligus untuk update data

 Fase-3. Pemilihan DBMS
 Terdapat dua faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan DBMS :
 1. Faktor teknik
 ð     Pendefinisian primary key, foreign key, tipe data dan domain
 ð     Tersedianya control integrity, mekanisasi view, kamus data dan kemandirian data
 ð     Tipe-tipe model data yang tersedia
 ð     Pemeliharaan struktur file
 ð     Kemudahan reorganisasi, indexing
 ð     Tersedianya kompresi data
 ð     Bahasa query yang tersedia
 ð     Tersedianya system interface
 ð     Multi user diperbolehkan
 ð     Tersedianya backup dan recovery
 ð     Tersedianya pengontrolan konkurensi
 ð     Tersedianya penanganan deadlock

 2. Faktor ekonomi
 ð     Perkiraan biaya yang dibutuhkan : software, pemeliharaan hardware, training, operasi dsb.
 ð     System yang lebih familier dengan personal-personalnya
 ð     Kemampuan pelayanan vendor (penjual)

Fase-4. Perancangan Model Logikal database

Didalam fase ini ada 2 kegiatan:
1.                  Pemetaan system independent (Tansformsi)
 ð     Pemetaan dari ER (entity relationship) diagram ke bentuk database yang dipilih
 ð     Jenis-jenis model database adalah relasional, hierarki, jaringan dan object oriented
2.                  Penyesuaian skema ke DBMS
 ð     Kita harus menyesuaikan skema yang diperoleh ke bentuk database yang dipilih, karena setiap database mempunyai model data yang berbeda
 ð     Bila database yang dipilih adalah database relasional, maka relasi harus dinormalisasikan terlebih dahulu

Fase-5. Perancangan Fisik Datase

Perancangan fisik database meliputi :
 ð     Perancangan aturan integrity
 ð     Analisis transaksi
 ð     Pemilihan organisasi file
 ð     Pemilihan indekx
 ð     Pengontrolan redudansi
 ð     Perancangan view untuk pemakai
 ð     Pemberian hak pengaksesan untuk pemakai

Beberapa petunjuk dalam pemilihan database secara fisik:
 1.    Respon Time
Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan
 2.   Space Utility
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan struktur-struktur jalur akses
 3.   transaction throughput
Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses permenit oleh system database, dan merupakan parameter kritis dari system transaksi (missal: digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll)

Fase-6. Implementasi Sistem Database
 ð     pembentukan database file
 ð     pengisian data
 ð     konversi data (bila perbaikan system lama)
 ð     implementasi transaksi database
 ð     testing dan validasi
    2. Gambarkan Diagram Hubungan Entitas !


  3. Gambarkan dan Jelaskan diagram REA! (Resources Event Agent Diagram) !

  
  
MODEL DATA REA secara khusus dipergunakan dalam desain database SIA sebagai alat pembuatan model konseptual yang fokus pada aspek semantik bisnis yang mendasari aktivitas rantai nilai suatu organisasi.
Model data REA mengklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu :
1. sumber daya yang didapat dan dipergunakan organisasi (Resource) contoh : kas dan persediaan, perlengkapan, gudang pabrik dsb
2 . Kegiatan atau aktivitas bisnis yang dilakukan organisasi (Event) Contoh : sales events, taking customer orders
3. Pelaku yang terlibat dalam kegiatan tersebut (agent) Contoh : pegawai (staf penjualan dan kasir), pelanggan
Membangun diagram REA untuk siklus transaksi tertentu teriri dari empat langkah :
1. Identifikasi pasangan kegiatan pertukaran ekonomi yang mewakili hubungan kualitas dasar memberi-untuk-menerima, dalam siklus tersebut.Penjelasan :
Pertukaran ekonomi dasar dalam siklus pendapatan melibatkan penjualan barang dagangan atau pelayanan, serta serangkaian penerimaan kas sebagai pembayaran dalam penjualan tersebut.
Diagram REA untuk siklus pendapatan S&S dengan membuat entitas kegiatan penjualan dan penerimaan kas dalam bentuk persegi panjang, dan hubungan dualitas ekonomi antara mereka, dalam bentuk wajik
2. Identifikasi sumber daya yang dipengaruhi oleh setiap kegiatan pertukaran ekonomi dan para pelaku yang terlibat dalm kegiatan tersebut.Penjelasan :
Ketika kegiatan yang menjadi pusat perhatian telah ditentukan, sumber daya yang dipengaruhi oleh kegiatan tersebut perlu diidentifikasi.
Kegiatan penjualan dapat diterjemahkan menjadi pemberian persediaan kepada pelanggan.
Kegiatan penerimaan kas dapat diterjemahkan sebagai menerima kas dari pelanggan.
Setelah menentukan sumber daya yang dipengaruhi oleh setiap kegiatan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi pelaku yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
Paling tidak selalu terdapat satu pelaku internal (pegawai) dan, di sebagian besar kondisi, seorang pelaku eksternal (pelanggan/pemasok) yang terlibat dalam setiap kegiatan.
3. Analisis setiap kegiatan pertukaran ekonomi utnuk menetapkan apakah kegiatan tersebut harus dipecah menjadi suatu kombinasi dari satu atau lebih kegiatan komitmen dan kegiatan petukaran ekonomi. Penjelasan :
Langkah ketiga dalam menggambar diagram REA adalah menganalisis kegiatan pertukaran ekonomi untuk menetapkan apakah kegiatan tersebut dapat dipecah menjadi sebuah kombinasi dari satu atau lebih kegiatan komitmen dan pertukaran.
Contoh: Kegiatan penjualan dapat dipergunakan untuk mewakili baik penjualan dengan pengiriman maupun yang terjadi di toko. economic exchange event.
4. Tetapkan kardinalitas setiap hubungan.Penjelasan :
Kardinalitas menunjukkan bagaimana perumpamaan dalam satu entitas dapat dihubungkan ke perumpamaan tertentu dalam entitas lainnya.
Kardinalitas sering diungkapkan sebagai pasangan nomor di setiap entitas.
Nomor pertama adalah kardinalitas minimum, dan nomor kedua adalah kardinalitas maksimum.
Kardinalitas maksimem dari sebuah hubungan menunjukkan apakah setiap baris dalam entitas dapat dihubungkan lebih dari satu baris dalam entitas lainnya on the other side of the relationship.
Kardinalitas maksimem dapat baik 1 atau N.
Kardinalitas minimem 1 artinya bahwa setiap baris dalam tabel itu dapat dihubungkan ke hanya satu baris dalam tabel lainnya.Kardinal maksimem N artinya bahwa setiap baris dalam tabel itu bisa dihubungkan lebih dari satu baris dalam tabel lainnya.
D. Membangun diagram REA untuk satu siklus transaksi
Membangun diagram REA untuk satu siklus transaksi tertentu terdiri dari empat langkah berikut:
1. Identifikasi pasangan kegiatan pertukaran ekonomi yang mewakili hubungan dualitas dasar member untuk menerima, dalam siklus tersebut.
2. Identifikasi sumber daya yang dipengaruhi oleh setiap kegiatan pertukaran ekonomi dan para pelaku yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
3. Analisis setiap kegiatan pertukaran ekonomi untuk menetapkan apakah kegiatan tersebut harus dipecah menjadi suatu kombinasi dari satu atau lebih kegiatan komitmen dan kegiatan pertukaran ekonomi. Apabila perlu, ganti kegiatan pertukaran ekonomi aslinya dengan rangkaian kegiatan komitmen dan pertukaran ekonomi yang dihasilkan dari pemecahan kegiatan tadi.
4. Tetapkan kardinalitas setiap hubungan..
E. Mengimplementasikan diagram REA dalam database relasional
Mengimplemetasikan diagram REA ke dalam database relasional melibatkan proses tiga tahap, yaitu :
1. membuat sebuah tabel untuk setiap entitas berbeda dan untuk setiap hubungan banyak- ke-banyak (many to many)
2. Memberikan atribut ke tabel yang tepat. Penjelasan :
· Menetapkan Kunci Utama: Biasanya, kunci utama of a table representing an entity is a single attribute.
· Other Attributes: Additional attributes are included in each table to satisfy transaction processing requirements.
3. Menggunakan kunci luar untuk mengimplementasikan hubungan satu ke satu (one to one) dan hubungan satu ke banyak (one to many)
Contoh : Hubungan Satu ke Satu: Di dalam database relasional, hubungan satu ke satu antara entitas dapat diimplementasikan dengan memasukkan kunci utama suatu entitas sebagai kunci luar dalam tabel yang mewakili entitas satunya.
Penjelasan:
· Dalam database relasional, hubungan satu ke banyak dapat diimplementasikan juga dalam relasi ke database dengan menggunakan kunci luar.
· Kunci utama dari entitas dengan kardinal maksimum N menjadi kunci luar dalam entitas dengan kardinal maksimum 1
· Contoh: Nomor pegawai dan nomor pemasok adalah kunci luar dalam kegiatan pembelian dan kegiatan pengeluaran kas.
F. Memadukan diagram REA antar siklus
Untuk mendesain SIA yang dapat berfungsi, harus dikembangkan diagram REA untuk siklus tambahan dan kemudian memadukan diagram-diagram tersebut
Periksa kelengkapan dengan menguji apakah diagram tersebut memenuhi dua peraturan berikut ini :
Setiap entitas sumber daya harus berhubungan dengan dua kegiatan arus stok salah satunya menambah sumber daya dan yang lainnya menguranginya
Setiap kegiatan pertukaran ekonomi yang menambah sumber daya harus berhubungan dengan kegiatan pertukaran ekonomi yang mengurangi sumber daya hal tersebut disebut prinsip dualitas ekonomi
F. Menggunakan diagram REA
Diagram REA secara khusus berguna untuk mendokumentasikan SIA tingkat lanjut yang menggunakan database, karena kardinalitas dalam diagram REA menyediakan informasi mengenai praktik bisnis organisasi dan pola pertukaran ekonominya.
Nilai 0 minimum untuk penjualan mengindikasikan bahwa terjadi penjualan secara kredit
Nilai N maksimum untuk penjualan berarti bahwa pelanggan dapat membayar secara mencicil.


http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/10/pembuatan-model-data-dan-desain-database/

Minggu, 29 September 2013

Tinjauan Menyeluruh SIA

Tinjauan Menyeluruh SIA


1.    Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.
Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang realible harus memenuhi syarat relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap.
Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
  • Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
  • Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
  • Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
2. Peran SIA dalam Rantai Nilai

1.      Inbound logistics (logistik lingkar dalam) terdiri dari penerimaan, penyimpanan dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.

2.      Operasi (operations) adalah aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau produk yang sudah jadi. Contoh, aktivitas perakitan di dalam sebuah perusahaan otomotif mengubah bahan mentah menjadi mobil yang lengkap.

3.      Outbound logistics (logistik lingkar luar) adalah aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke para pelanggan. Contoh, mengirimkan mobil yang sudah jadi melalui jasa pelayaran ke para dealer mobil.

4.       Pemasaran dan penjualan mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi.

5.      Pelayanan (service) memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan. Misalnya pelayanan perbaikan dan perawatan.

3. Siklus-Siklus Pemrosesan Transaksi

Sistem Informasi Akuntansi meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pemrosesan transaksi perusahaan, ada empat macam, yaitu :
1.      Siklus pendapatan. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan.
2.      Siklus pengluaran. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan.3.
3.      Siklus produksi . Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumberdaya menjadi barang dan jasa.
4.       Siklus keuangan . Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peroleh dan manajemen dana-dana modal, termasuk kas.

4. Siklus-Siklus Pencatatan Transaksi

Sistem Informasi Akuntansi meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pencatatan transaksi perusahaan, yaitu :
  1. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian).
  2. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke rekening Buku Besar.
  3. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar.
  4. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
  5. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.
  6. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca.